Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar dan baik merupakan
keharusan bagi setiap muslim. Selain karena Al-Qur’an merupakan kitab aturan
hidup dari Allah, juga sebab setiap
ibadah umat Islam merujuk padanya. Kemampuan membaca Al-Qur’an akan lebih baik
diajarkan sedini mungkin. Bahkan sebagian anak sudah menghafal Al-Qur’an meski
belum bisa membacanya. Dan tugas orang
tua adalah membimbing dan mendampingi anak hingga memiliki kemampuan tersebut.
Pada Film Iqro; Petualangan Meraih Bintang, sebuah drama
keluarga yang dirilis akhir Januari 2017 ini mungkin bisa menjadi referensi
para orang tua. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua atau
keluarga dalam memotivasi anak agar semangat belajar membaca Al-Qur’an.
Pertama, memfasilitasi
anak sekaligus melakukan evaluasi. Ada
beragam metode dalam belajar membaca Al-Qur’an. Baik cara konvensional dengan mendatangi ataupun mendatangkan guru mengaji. Atau cara kekinian dengan belajar melalui DVD atau sofware internet yang dirancang khusus untuk belajar mengaji. Semua bisa
digunakan sesuai dengan kondisi anak. Namun jangan lupa mengevalusi pilihan
metode belajar tersebut sehingga dapat diketahui efektifitasnya.
Kedua, pilih pendekatan yang sesuai dengan karakter dan
kecendrungan anak. Pertemuan dengan Kak Raudhah menjadi pintu masuk keseriusan Aqila
mempelajari bacaan Al-Qur’an. Sebabnya antusiasme sang guru mengaji tersebut
terhadap kecendrungan Aqila pada dunia astronomi. Bahkan kelompok ngajinya
diajak kemah untuk melihat komet.
Ketiga, memberi hadiah sebagai bentuk apresiasi. Ada Oma
yang menjahitkan baju muslim, ada kak Raudhah yang menghadiahi Al-Qur’an hingga
Opa yang mengajak Aqila meneropong benda-benda langit. Semua merupakan bentuk ikut
merayakan kebahagiaan atas kemampuan anak membaca Al-Qur’an.
Keempat, hal yang
efektif menjadikan anak senang mengaji yakni menumbuhkan kesadaran bahwa
membaca Al-Qur’an adalah penting dalam hidupnya. “Aku ngaji karena aku mau, bukan untuk hadiah,” ucap Aqila (9 tahun) pemeran utama film Iqro yang dilakonkan
oleh Aisha Nurra Datau. Begitu pula yang dapat diterapkan untuk menyemangati
anak dalam melakukan kebiasaan baik. Yakinkan bahwa apa yang dilakukan penting
dan bermanfaat baginya.
Dalam konsep yang lebih luas, mengaji juga dimaknai
mengkaji. Dalam film produksi Masjid Salman ITB, Salman Film Academy dan disutradarai
oleh Iqbal Alfajri mengambil contoh pengetahuan tentang ruang angkasa. Melalui
sosok Opa yang seorang astronom serta mengepalai Observatorium Bosscha di
Lembang konsep Iqro (membaca) menjadi sangat unik.
“Apa hubungannya bisa mengaji dengan melihat Pluto?”
kira-kira begitu pertanyaan sang cucu. Maka pada scane inilah pesan utama film
Iqro disampaikan bahwa apapun bidang keilmuan tidak akan terlepas dari kitab sumber
pengetahuan yakni Al-Qur’an. Maka, untuk
bisa memahami segenap fenomena alam haruslah terlebih dahulu memahami firman
Sang Pencipta alam. Ketika seseorang Iqro’ baik ayat kauniyah maupun
ayat qauliyah maka ia akan menjadi hamba yang kian beriman dan berilmu.
Dengan pemeran utama anak-anak dan alur cerita yang
sederhana namun menyentuh, film Iqro sangat layak menjadi rekomendasi tontonan
bagi keluarga muslim. Cukup banyak nilai kebaikan yang ditaburkan sepanjang 1
jam 37 menit durasi penayangan. Tentang mencintai ilmu pengetahuan, pola hidup seorang
muslim, hingga rasa nasionalisme pun terasa
begitu kuat dalam film yang secara khusus didedikasikan untuk K.H. As’ad Humam,
penemu metode Iqro, belajar cepat membaca Al-Qur’an.
Dan, keunggulan lainnya film yang digarap selama sekitar 2 tahun ini cukup sukses mempromosikan pariwisata Indonesia. Setidaknya penonton jadi penasaran
dengan observatrium yang pernah menjadi terbesar di Asia Tenggara dan masih berdiri
meski sempat di bom oleh Jepang saat Perang Dunia II. Atau jadi ingin mencicipi
kerupuk Palembang yang jadi jualan si Emak.
Akhirnya, selamat
menonton dan dukung terus film berkualitas Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar