Pada satu kesempatan, suami diminta teman memfoto produk
kuliner. Ketika pulang, suami menenteng oleh-oleh pempek. Seraya mengunyah buah
tangan, saya perhatikan hasil bidikan kamera suami.
“Gimana caranya, menghasilkan foto trus orang
melihatnya tertarik untuk mencoba makanan tersebut,” celetuk saya.
“Ada tehniknya. Biasanya diajarin di kelas fotografi,”
jawab pak Bos. Saya tidak melanjutkan pertanyaan demi melihat ia khusuk
mengolah foto.
Tapi, kok jadi kepikiran terus. Bisa ngggak saya
foto kuliner kayak gitu. Kalau menggunakan kamera profesional
lumayan ribet. Gimana kalau pakai smartphone. Sepertinya boleh juga dicoba.
Demikianlah perburuan pun dimulai.
![]() |
menu sarapan |
Bagi saya, kepuasan fotografer adalah langkah pertama
keberhasilan sebuah foto. Tak jarang saya harus berkali-kali memotret sebuah
objek, namum tak kunjung mendapat foto yang memuaskan. Lain waktu hanya tiga
atau empat kali bidik sudah mendapat hasil yang tidak memalukan ketika dipajang
di akun sosmed. Ada sensasi penasaran yang terobati usai action.
Teori fotografi saya suka nanya ke suami. Maklmulah,
pak Bos kan konsentrasi utamanya fotografer humas. Sesekali jadi tukang foto
kuliner panggilan. Untuk praktek, saya lebih banyak melihat foto-foto kuliner
di istagram. Ternyata banyak juga emak-emak yang jago food photography.
Nah, kata guru fotografi saya yang ganteng itu,
diantara cara mendapatkan foto yang eyecathcing adalah pengaturan cahaya. Tampilan
foto saat di-upload akan sangat berpengaruh pada kesan yang ditimbulkan. Selain juga
fokus foto yang tidak boleh pecah. Makanya salah satu kelebihan ASUS
ZenFone menyediakan PixelMaster Camera yakni tehnologi dari Asus untuk
menghasilkan foto berkualitas di segala waktu. Beberapa pilihan mode pemotretan
bisa disesuaikan sendiri oleh pengguna.
Misalnya untuk pilihan mode manual, kita akan
diarahkan agar titik fokus tidak bergeser. Jadi berasa menggunakan kamera DSLR.
Atau di mode selfie dengan kamera depan yang dilengkapi wide angle lens akan diberi keterangan pencarian wajah
supaya hasilnya maksimal. Dengan fasilitas kamera 13 mexapixel tersebut sangat
memudahkan pengguna berkreatifitas dengan hasil fotonya. Tentu saja, semakin
banyak mencoba memadukan mode pemotretan akan semakin banyak peluang mendapat
foto yang ciamik.
“Yang paling bagus yang mana?” itu pertanyaan saya
usai berjibaku jepret ke pak Bos. Biasanya pilihan tersebutlah yang terpajang
di akun.
“Buat ngiler jadi pengen ... sambil nelan ludah.”
Komentar teman di facebook untuk foto mie celor khas Palembang yang diunggah
minggu lalu. Oalah... maaf ya. Kok saya jadi merasa bersalah. Padahal
itukan untuk promosi blog atau ikutan lomba. Seperti artikel ini
diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner
Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh http://www.gandjelrel.com/.
Ya sudahlah positive
thinking sajalah artinya
jepretan kulier saya boleh juga. Begitulah cerita saya moto-moto trus
makan-makan ditemani ZenFone 2 yang setia kapanpun-dimanapun.
Kayak pak Bos yang setia mengoreksi tiap tulisan saya. Bahagia deh!
makanan sederhana namun nikmat hahah
BalasHapus