Para ibu
atau ladies berbisnis? Biasa. Bahkan trend onlineshop mayoritas dijalani
kaum hawa. Sebagai bagian dari dampak kemudahan akses tehnologi informasi di
jaman now. Tapi, untuk bisa sukses bisnis harus melalui proses. Tidak
instan. Perlu banyak belajar dari para pengusaha besar. Nah, dengan semangat
untuk sukses bersama inilah komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA) didirikan
sejak tahun 2006.
Keanggotaan
TDA kini telah mencapai dua puluh ribu orang wirausahawan yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Dan TDA Palembang diantara daerah yang aktif
melaksanakan kegiatan. Pekan lalu, Sabtu (21/10) TDA Perempuan Palembang
menggelar kopdar guna merekrut anggota baru.
Kopdar
dirancang unik dan bernuansa cewek banget. Yap, kopdar dilaksanakan di salon
muslimah Moz5 ruko OPI Mall Jakabaring.
![]() |
Kopdar TDA Perempuan Daerah Palembang |
Sekitar
dua puluh peserta dengan mengenakan dresscode pink berasal dari beragam latar
belakang. Baik yang telah memiliki
bisnis maupun mereka yang baru berencana membuka usaha. Tak hanya ibu-ibu,
beberapa mahasiswi juga turut hadir.
Pada
kesempatan tersebut, Kartini Sari, selaku ketua TDA Khusus menjelaskan
tentang berbagai kegiatan di TDA serta pengalamnnya sendiri sejak bergabung di
komunitas. “Tiap anggota akan mendapatkan coaching dari para tentor
yangdisesuaikan dengan tingkat bisnisnya,” ujar pemilik Pempek Syamil ini. Ia pun
menambahkan bahwa tentor akan selalu memberikan tantangan agar tiap anggota
bersiap mengambil peluang yang ada.
Selain itu,
hal yang pertama ditanamkan di TDA adalah pola pikir tentang konsep berbisnis.
Bisnis bukan hanya persoalan kekayaan. Membangun bisnis hakikatnya menciptakan
kebahagian kelak di akhirat melalui jalan memberi kemanfaatan bagi semakin
banyak orang. Sehingga bisnis yang dilakukan haruslah baik dan sesuai dengan nilai-nilai
kebaikan.
“Jangan
minder dengan bisnis yang masih kecil. Atau hanya menjalankan dropship.
Bukankah Allah akan mengikuti prasangka hambanya. Kalau yakin ingin membangun
bisnis, insyaallah dengan usaha maksimal akan terus berkembang,” pungkasnya.
Pengalaman
membangun bisnis juga diungkapkan oleh Muslicha yang mulai merintis salon
muslimah Moz5 sejak 2002. “Awalnya keluarga juga meragukan niat saya. Jumlah
muslimah itu berapa? Apa bisa bertahan bisnis ini?” katanya. Dan salah satu hal yang menjadikan bisnisnya
terus bertahan dan berkembang adalah banyak belajar di komunitas TDA.
Selain
pemaparan dan diskusi seputar bisnis, ada juga sesi tutorial facial. Ternyata,
memilih bahan untuk perawatan tubuh juga perlu diperhatikan. Bahan alami dan
halal tentu lebih aman karena bebas dari zat kimia. Di salon Moz5 menyediakan
semua bahan-bahan perawatan dengan yang alami seperti berasal dari bunga dan
buah-buahan.
![]() |
sesi tutorial facial |
“Tehnis
facial harus mengikuti struktur wajah. Diawali dengan membersihkan muka dari
berbagai kotoran menggunakan scrub. Untuk pemasangan masker upayakan diluar
lingkar mata karena masker untuk wajah dan untuk mata berbeda. Cukup satu kali
ulasan masker agar vitamin pada masker tidak pecah. Pijatan halus dapat
dilakukan saat membersihkan masker.” Beberapa penjelasan yang menyelingi
tutorial.
Salon
muslimah Moz5 juga menyediakan masker alami yang dikemas sachet. Sehingga
konsumen dapat melakukan perawatan sendiri di rumah. Ada beragam varian masker seperti
green tea, avocado, ubi unggu serta rumput laut. Bisa dipilih berdasarkan jenis
kulit serta manfaat yang diinginkan.
Nah agar
belajar bisnis sembari nyalonya tidak kelaparan, panitia juga menghidangkan
aneka cemilan. Berbagai sponsor tersebut
merupakan anggota atau jejaring TDA. Ada
pempek Syamil, Burger Nasi Pas, serta IndieCakes. Tak lupa bagi-bagi voucher perawatan di salon Moz5 dan pembelian
hijab di Zipper Point di akhir acara.
Gimana,
tertarik memulai bisnis atau ingin mengembangkan bisnis yang sudah ada? Boleh
langsung tanya ke para pengurus TDA di daerah masing-masing. Atau bisa kunjungi
webnya di www.tangandiatas.com.
Wah, seru ya. Kegiatan TDA juga aktif di Palembang
BalasHapus