"Sebelum
menikah saya mengajukan proposal dulu. Menjelaskan bahwa saya harus melakukan
terapi. Sekian biayanya. Harus selalu minum obat. Sekian dananya Setiap enam
bulan harus cek ke dokter. Kamu siap gak dengan kondisi tersebut?"
Kira-kira begitu yang diungkapkan Ayu Oktaviani saat peserta bertanya tentang
proses pernikahannya.
Teh Ayu, aktifis IPPI (Ikatan Perempuan Positif
Indonesia), tampil pada sesi testimoni ODHA acara temu blogger yang
diselenggarakan oleh Kemenkes RI dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia pada
4 Desember lalu di Palembang.
![]() |
#SayaBerani#SayaSehat |
ODHA
(Orang dengan HIV AIDS) tetap bisa melakukan aktifitas sebagaimana yang
lainnya. Dan tentu saja memiliki peluang yang sama untuk menunjukkan eksistensi
diri dengan berkarya. Lewat IPPI, teh Ayu dan rekan-rekan berupaya untuk
memberikan pendampingan dan pemberdayaan para perempuan dengan HIV AIDS.
Dalam
paparan dr. Endang Budi Hastuti, Kasubdit HIV AIDS dan PIMS Direktorat PPML
Kemenkes RI ditemukan kurang lebih 110 kasus HIV perhari di Indonesia. Sebuah
angka yang fantastis berdasarkan laporan triwulan 1 tahun 2017 Kemenkes. Sebagian
besar masyarakat masih menganggap AIDS adalah kutukan. Sehingga memperlakukan
para penderitanya dengan stigma buruk. Hal tersebut disebabkan pemahaman yang
belum sepenuhnya benar tentang HIV AIDS.
HIV (Human Immunodefiency Virus)
adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
Penyebaran
virus ini sangat terbatas melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik
bersama, prooduk darah dan organ tubuh serta ibu hamil ke bayinya. Dengan
demikian, kontak fisik biasa tidak menyebabkan HIV menyebar. Semisal menggunakan
baju atau perlengkapan makan ODHA tidak menjadi sarana penularan HIV. Peluang
besar seseorang terinvesi HIV adalah perilaku beresiko.
Namun,
dalam beberapa kasus juga menunjukkan bahwa para ODHA adalah orang yang tidak
dalam kondisi perilaku beresiko. Seperti pasangan yang tertular dari paangannya
yang dulunya pernah pecandu nafsa. Namun keduanya tidak mengetahui kalau diantara
mereka telah mengidap HIV. Atau bayi yang lahir dari ibu ODHA dengan
ketidaktahuan sang ibu tentang kondisinya.
Artinya
memang pemahaman yang benar tentang HIV AIDS harus disebarkan ke masyarakat.
Tidak peduli apakah ia berilaku beresiko ataupun tidak. Peluang terinveksi bisa
jadi sama untuk setiap orang. Untuk memastikan seseorang terinveksi atau tidak
adalah dengan tes HIV AIDS.
Ada periode
jendala antara pertama kali HIV tertular di tubuh seseorang dengan
keterdeteksian virus tersebut, yakni sekitar tiga hingga dua belas minggu.
Kemudian, rentang waktu antara HIV menimbulkan gejaka penyakit AIDS sekitar lima
hingga sepuluh tahun. Pada fase ini, keberadaan seseorang yang positif HIV tidak
mudah diketahui secara langsung dari sekadar tampilan fisik.
Disinilah
perbedaan antara HIV dan AIDS. Ketika pengidap HIV tidak segera melakukan
pengobatan maka AIDS (Aqcuired Immuno Defiency Syndrome) atau kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh muncul setelah
fase panjang HIV. Dan kondisi penderita AIDS akan semakin sulit diselamatkan.
Target
kementrian kesehatan RI pada tahun 2030 adalah three zero. Tidak ada
lagi orang yang terinveksi HIV AIDS. Tidak ada lagi orang yang meninggal karena
HIV AIDS serta tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA.
![]() |
Bersama teh Ayu, ODHA tetap bisa berkarya |
Salah satu upaya
mewujudkan target tersebut dengan kampanye GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat). “GERMAS mengajak
semua masyarakat membiasakan pola hidup sehat,” ungkap Indra Rizon, Mkes Kepala
Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi Pelayanan Masyarakat Kemenkes. Fokus
Kegiatan GERMAS 2017 yakni melakukan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah
serta melakukan pemerikasaan kesehatan secara berkala.
Program
ini sangat layak didukung oleh semua lapisan masyarakat. Karena ketika
seseorang telah positif HIV harus
menjalani terapi antiretroviral dengan mengkonsumsi obat sepanjang hidupnya.
Selain kurang efektif juga memerlukan biaya pengobatan yang tidak sedikit. Mempertahankan
perilaku hidup sehat adalah solusi terbaik dengan tetap peduli pada ODHA.
Nah,
sudah lebih banyak tahu tentang HIV AIDS?
Apakah HIV dapat disembuhkan?
BalasHapusSetahu saya tidak. Hanya saja virusnya dapat 'dikendalikan' sehingga ODHA tetap bisa beraktifitas seperti orang kebanyakan.
HapusKeren banget foto dengan mbak Ayu BTW Siapa sih yang motoin hehehe
BalasHapusItu fotografer merangkap dokter. Belum kenal ya😃
HapusProgram GERMAS penting digalakkan utk mengubah perilaku sehat masyarakat ya..
BalasHapus